Bambu Sebagai Bahan Alternatif Furnitur
Friday, 25 October 2013
0
comments
Bambu |
Reputasi bambu sebagai ramah lingkungan merupakan sumber material yang sangat menjanjikan dan mempunyai nilai potensial yang tinggi sebagai produk unggulan dalam negeri untuk menghadapi serbuan produk global. Dibandingkan dengan kayu, bambu tumbuh dengan cepat karna bambu tergolong pada tumbuhan rumput, dalam 40-50 hari bambu dapat tumbuh hingga 47 inci dengan tinggi 78 hasta. Bambu mencapi kematangan penuh setelah berusia sekitar 3-5 tahun, sedangkan kayu keras tradisional membutuhkan waktu sekitar 20-120 tahun untuk menghasilkan kualitas yang bagus.
Penggunaan bambu sebagai bahan alternatif pada furnitur merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak global warming pada hutan hijau sebagai paru-paru bumi, material bambu juga tidak memerlukan refinished sesering kayu keras lainnya.
Keunggulan bambu saat ini telah dimanfaatkan dan sangat mungkin untuk dikembangkan dengan dukungan teknologi pengolahan bambu menjadi material dasar seperti : Struktur rangka bangunan berupa balok, komponen-komponen interior, furnitur, kusen, bingkai gambar dan komponen dekoratif rumah. Meningkatnya kebutuhan akan kayu yang semakin menipis serta bentuk bambu yang berongga membuat bahan bambu ini tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal, jika membutuhkan komponen yang bentuknya kecil saja bambu bisa menjadi andalan, persoalan akan muncul apabila berbentuk papan yang lebar, meski bisa dibuat dalam bentuk susun kekuatannya tidak begitu kuat dibandingkan dengan kayu.
Adanya teknologi laminasi pada bambu saat ini bila dibandingkan dengan kayu daya tekannya lebih bagus dan tidak mudah pecah dan patah seperti bahan triplex atau plywood. Karena penggunaannya belum populer, teknologi bambu laminasi ini hanya diproduksi dalam jumlah terbatas, menyebabkan bambu laminasi saat ini harganya masih sangat tinggi, jika saja teknologi dan inovasi untuk membuat bambu laminasi ini sudah berkembang dengan baik, tentu harganya akan menurun banyak dan menjadi lebih murah dibanding bahan lain dari kayu. Kita tahu persediaan bambu di Indonesia jumlahnya sangat banyak dan melimpah.
Keunggulan bambu saat ini telah dimanfaatkan dan sangat mungkin untuk dikembangkan dengan dukungan teknologi pengolahan bambu menjadi material dasar seperti : Struktur rangka bangunan berupa balok, komponen-komponen interior, furnitur, kusen, bingkai gambar dan komponen dekoratif rumah. Meningkatnya kebutuhan akan kayu yang semakin menipis serta bentuk bambu yang berongga membuat bahan bambu ini tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal, jika membutuhkan komponen yang bentuknya kecil saja bambu bisa menjadi andalan, persoalan akan muncul apabila berbentuk papan yang lebar, meski bisa dibuat dalam bentuk susun kekuatannya tidak begitu kuat dibandingkan dengan kayu.
Adanya teknologi laminasi pada bambu saat ini bila dibandingkan dengan kayu daya tekannya lebih bagus dan tidak mudah pecah dan patah seperti bahan triplex atau plywood. Karena penggunaannya belum populer, teknologi bambu laminasi ini hanya diproduksi dalam jumlah terbatas, menyebabkan bambu laminasi saat ini harganya masih sangat tinggi, jika saja teknologi dan inovasi untuk membuat bambu laminasi ini sudah berkembang dengan baik, tentu harganya akan menurun banyak dan menjadi lebih murah dibanding bahan lain dari kayu. Kita tahu persediaan bambu di Indonesia jumlahnya sangat banyak dan melimpah.
Baca Selengkapnya ....