Pelecehan Aspirasi Masyarakat dalam Periklanan Indonesia
Saturday, 6 July 2013
0
comments
http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com |
Dapat dibayangkan keheranan disaat menghadapi iklan perumahan yang menyatakan bahwa "dari lokasi cukup membutuhkan waktu 10 menit untuk mencapai Monas". Sementara letak lokasi berada di Pasar Jumat yang kita semua tahu jaraknya lebih dari kurang 16 kilometer ke Monas, dan dengan kondisi kepadatan lalu-lintas Jakarta, pengalaman masyarakat dapat menempuh jarak tersebut dengan waktu 40 menit sudah sangat beruntung.
Atau iklan saripati ayam sebagai food supplement, yang dengan gencar meng-klaim mampu memulihkan kesehatan dan khasiat lain seolah-olah sebagai obat. Sementara komposisi atau kandungan yang ada didalamnya 93% air, 5,7% protein, yang tentunya berdasarkan pengetahuan yang kita miliki tidaklah mugkin produk dengan komposisi tersebut mempunyai khasiat sebagaimana yang diklaim oleh iklannya.
Dibangku sekolah masyarakat memperolah pengetahuan bahwa pertumbuhan tinggi badan kita terjadi karena adanya hormon Somatotropin yang diusia 17-19 tahun hormon tersebut tidak lagi diproduksi sehingga pertumbuhan tinggi badan berhenti di usia tersebut. Tapi apa kata iklan alat peninggi badan yang menyatakan mampu menambah tinggi badan satu cm setiap 1-2 bulan. dengan menggunakan alat tersebut (tanpa menyebut batas usia). Dan setelah dilihat alatnya hanya berupa tali untuk melakukan loncat-loncatan.
Uraian diatas hanya sekelumit contoh iklan yang betapa telah melecehkan aspirasi masyarakat. Iklan semacam ini mungkin sangat mempengaruhi dan mampu menarik konsumen yang kurang kritis dan terpengaruh emosi. Tapi di tengah masyarakat yang pendidikannya semakin meningkat, pola pikir kritis sudah menjadi bagian dalam kehidupannya, maka mereka tidak akan lagi mau menoleh pada iklan-iklan yang telah memanipulasi kebenaran dan melecehkan pengetahuan masyarakat serta membodohi itu.
Apabila hal ini telah terjadi, sungguh menyedihkan dunia periklanan kita. Apa yang menjadi tujuan pengusha beriklan, mempromosikan dagangan dengan cara menyampaikan informasi mengenai produk tidak akan tercapai karena masyarakat sudah tidak lagi menganggap dan memperhatikannya.
Gejala ketidak pedulian masyarakat telah mulai tampak, bahkan iklan di televisi sudah dianggap sebagai bagian dari hiburan yang dilihat sambil lalu, apalagi bila iklan tersebut gencar ditayangkan di sela-sela acara yang diminati masyarakat, maka yang timbul bukannya simpati dan keinginan untuk membeli tetapi justru antipati. Hal-hal semacam ini mestinya diperhatikan dan diteliti oleh pengusaha apabila tidak menginginkan adanya dampak negatif.
Mengapa terjadi pelecehan aspirasi masyarakat
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab pelecehan aspirasi masyarakat dalam periklanan Indonesia, antara lain:
1. Pendesign Iklan.
- Pendesign iklan hanya melihat bahwa iklan adalah suatu kreasi seni. Oleh sebab itu persyaratan utama yang diperlukan setiap pendesign iklan adalah kemampuan atau kepekan art.
- Pendesign iklan kurang bahkan sama sekali tidak mempunyai pengetahuan barang, terutama yang berkaitan dengan produk yang diiklankan.
- Pendesign iklan hanya berpegangan pada informasi yang datangnya dari pengusaha.
- Pendesign iklan kurang memahami kode etik periklanan.
- Persaingan yang ketat atau terpaksa diantara pendesign iklan sehingga mereka bersedia atau terpaksa mengorbankan prinsip-prinsip beriklan yang benar.
- Bintang iklan tidak mempunyai pengetahuan barang, baik menyangkut komposisi, efektifitas, efek samping, serta cara mempergunakan.
- Karena tidak mempunyai pengetahuan barang bersedia untuk berperan sebagaimana yang diminta sutradara.
- Media massa kurang melakukan seleksi atau penilaian suatu iklan yang akan dipublikasikan.
- Kurang memahami dan memperhitungkan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu iklan di masyarakat.
- Persaingan antara media massa untuk menigkatkan pendapatan dan keuntungan melalui iklan.
Kurangnya pengawasan terhadap iklan yang beredar di masyarakat dan tidak adanya sanksi hukum yang jelas serta denda yang harus dibayarkan kepada konsumen yang dirugikan, menjadikan adanya kecendrungan pendesign iklan untuk berimprovisasi sesuai dengan kepentingan pengusaha dan tidak bertanggung-jawab kepada konsumen.|Zumrotin K.Susilo|
THANKYOU FOR YOUR VISITE
Judul: Pelecehan Aspirasi Masyarakat dalam Periklanan Indonesia
Ditulis oleh http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com/2013/07/pelecehan-aspirasi-masyarakat-dalam.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment