2captcha

Pasar Tanah Abang Dulu dan Sekarang

Posted by http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com Thursday 4 July 2013 2 comments
ADVERTISING | FASHION | FURNITURE | Pasar Tanah Abang Dulu dan Sekarang
Jalan Kali Baru Pasar Tanah Abang Tahun 1900
Pasar Tanah Abang th 1900
Perjalanan perkembangan sejarah Pasar Tanah Abang Jakarta cukup menarik untuk dicermati, karena sejarah Pasar Tanah Abang sejalan dengan berkembangnya kota Jakarta sebagai kota metropolitan, sebagai barometer perkembangan kota-kota besar di Indonesia. Pasar Tanah Abang termasuk kedalam kota tua di Jakarta, ada beberapa teori sejarah yang mengungkapkan asal mula nama Tanah Abang, misalnya tentang serangan terhadap Kota Batavia oleh pasukan Mataram pada tahun 1628. Daerah Tanah Abang yang berada di selatan dengan kontur tanahnya berawa dan berbukit yang dialiri oleh Kali Krukut dijadikan pangkalan pasukan Mataram sebagai titik awal masuk menuju Kota Batavia, tanah yang berawa dan berbukit itu berwarna merah, disinilah istilah nama "Tanah Abang" dimulai yang dalam bahasa Jawa berarti merah. Ada juga teori sejarah yang mengungkapkan kata Tanah Abang berasal dari sebuah cerita antara seorang abang dan adik, hubungan saudara antara abang dan adik ini berbeda keadaannya, abang yang kaya raya mendirikan sebuah rumah untuk adiknya, tanah yang didiami oleh sang adik disebut "Tanah Abang".
Tanah Abang mulai dikenal ketika seorang Kapten Cina bernama Phoa Bingham minta izin kepada Pemerintah Kolonial Belanda untuk membuat sebuah terusan pada tahun 1648, pengalian yang dimulai dari daerah selatan yang kemudian dijadikan dua bagian yaitu menuju daerah timur sampai ke Kali Ciliwung dan ke arah barat menuju Kali Krukut. Terusan ini bernama "Molenvliet" sebagai sarana transportasi menuju selatan daerah hutan, terusan ini sebagai sarana lalu lintas perjalanan hasil bumi, dan lancarnya sarana ini membuat kota di daerah selatan menjadi berkembang pesat. Jalan-jalan disekitar yang dilalui terusan ini menjadi urat nadi transportasi darat yang menghubungkan Lapangan Banteng-Merdeka-Tanah Abang dan Jakarta Kota.
Daerah selatan menjadi sentral perkebunan yang dikelola oleh tuan tanah orang Belanda dan Cina, perkebunan yang dihasilkan seperti kebun kacang, kebun jahe, kebun melati, kebun sirih dan sebagainya yang kemudian menjadi nama wilayah hingga sampai saat ini, dengan maju pesat dan melimpahnya hasil perkebunan dari wilayah tersebut mendorong seorang Belanda Justinus Vinek untuk mendirikan sebuah pasar didaerah Tanah Abang dan Senen.
Setelah izin didapat dari Gubernur Jendral Belanda Abraham Patras pada tanggal 30 Agustus 1735, akhirnya pembangunan kedua pasar tersebut terlaksana, yaitu Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen, pada masa itu peranan Kali Krukut menjadi sangat penting, disamping sebagai sarana transportasi dan juga untuk keperluan penduduk disekitarnya. Untuk menjaga dari ancaman banjir dan untuk kebersihan Pemerintah Kolonial Belanda membangun sebuah pintu air, hubungan Pemaerintah Kolonial Belanda yang berkedudukan sebagai penjajah tidak selalu harmonis dengan penduduk Tanah Abang, seperti terjadinya pertempuran antara penduduk Tanah Abang dengan pasukan Belanda didaerah Karet, hal ini terjadi karena keinginan Pemerintah Kolonial Belanda untuk memutus hubungan antara daerah Tanah Abang dengan daerah sekitarnya.
Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen yang dulu bernama "Weltervreden", hari pasar pada Pasar Senen adalah hari Sabtu dan khusus menjual sayur mayur sedangkan Pasar Tanah Abang menjual Tekstil dan barang kelontong. Suasana pasar sangatlah sederhana bangunan pasar sebagian besar terbuat dari bilik-bilik bambu dan papan yang beratapkan rumbia. Lima tahun setelah berdirinya yaitu pada tahun 1740 Pasar Tanah Abang mengalami kebakaran hebat, dan baru dibangun kembali pada tahun 1881 dengan bertambahnya hari pasar pada hari Rabu, menjadikan Pasar Tanah Abang ramai dikunjungi pada hari Rabu dan Minggu.
Perkembangan Pasar Tanah Abang terus mendapat perhatian oleh penguasa saat itu sehingga pada tahun 1926 bentuk bangunan Pasar Tanah Abang terdiri dari tiga los panjang dengan dinding batu bata dan beratap genteng. Dibangunnya Stasiun Tanah Abang menjadikan Pasar Tanah Abang berkembang dengan pesat, disekitar daerah tersebut mulai dibangun mesjid Al-Makmur dan klenteng Hok Tek Tjen Sien.
Disaat dipimpin oleh seorang pelopor pembangunan Kota Jakarta yaitu Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1972, Pasar Tanah Abang dibangun mejadi tiga lantai yang terdiri dari empat blok dan telah berpendingin ruangan (AC). Pasar Tanah Abang selain dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil dan kelontongan, saat ini telah berkembang menjadi pusat grosir terbesar di Indonesia, semua kebutuhan akan pakaian wanita, pria dan anak-anak tersedia di Pasar Tanah Abang ini. Sejalan dengan berkembangnya Pasar Tanah Abang Pemerintah Daerah Jakarta membangun Pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir yang modern dan nyaman.|Djakarta Tempo Doeloe|Sumber Photo 108 Jakarta.com|



     
THANKYOU FOR YOUR VISITE
Judul: Pasar Tanah Abang Dulu dan Sekarang
Ditulis oleh http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com/2013/07/pasar-tanah-abang-dulu-dan-sekarang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

2 comments:

obat pelangsing herbal said...

makasih tas infonya

Unknown said...

Keren sob

www.kiostiket.com

Post a Comment

Referral Banners