Mencermati Emosi Konsumen Lewat Riset
Saturday, 13 July 2013
0
comments
http://advertisingfashionfurniture.blogspot.com |
Iklan seringkali memukau para pemirsanya, bahkan kadangkala menggiurkan. Namun pembuatan iklan tidak semudah ketika menikmatinya. Pembuatan iklan mestilah melalui beberapa proses yang cukup serius untuk menanganinya. Bahkan risetpun dilakukan agar iklan tidak hanya indah dan menarik, tetapi juga tepat membidik selera konsumennya, sehingga orang terbujuk untuk mengkonsumsi.
Beberapa tahun yang lalu, sebuah produk teh pernah terpaksa merubah semua konsep iklannya. Padahal sama sekali tidak ada permasalahan dalam pemasarannya, tehnya tetap laku dipasaran. Tetapi setelah melalui sebuah proses riset, kemudian diketahui bahwa konsumen mangaggap iklan teh tersebut sudah kuno dan ketinggalan zaman. Hal ini berbahaya, karena bila konsep komunikasinya tidak sampai, dengan sendirinya produk tersebut nantinya akan ditinggalkan konsumen. Maka selanjutnya konsep komunikasinya diganti dengan konsep komunikasi yang baru dengan memberi gambaran teh tersebut sebagai minuman pelepas dahaga yang alami, sehingga tetap laku dipasaran. Bahkan dengan melibatkan anak muda, iklan itu akan memberi kesan bahwa anak-anak muda pun menyukai minuman tersebut.
Tiga Proses.
Membuat iklan menarik, memang bukan saja milik para kerja kreatif. Bagian risetpun termasuk ujung tombak yang harus tajam di dalam menelurkan gagasan-gagasan konsep komunikasi. Itu sebabnya banyak segi yang harus diperhatikan sebelum sebuah iklan dipajang di media.
Ada tiga proses agar riset dapat memberikan masukan bagi para pekerja kreatif. Proses yang pertama adalah memberikan masukan tentang konsep komunikasi kepada para pekerja kreatif. Bagian riset memberikan gambaran tentang siapa pesaing dari produk baru yang akan beriklan. Kemudian apa keistimewaan serta siapa-siapa saja pembeli produk pesaing tersebut. Misalnya saja untuk produk kopi. Perlu diketahui apa motivasi konsumen memilih kopi merek-merek tertentu, apakah karena aroma, rasa atau yang lainnya. Nah data-data tersebut harus diperoleh melalui proses sebuah survey, riset data termasuk menggali sember data sekunder lainnya.
Proses kedua dalam riset ini disebut tahap pengembangan konsep iklan. Pada tahap ini biasanya memamfaatkan istilah fokus group dengan mengunakan teknik indepth interview. Peserta fokus group diajak berdiskusi tentang rancangan naskah, visual atau skenario iklan yang akan dibuat. Kelompok diskusi ini terdiri dari orang-orang yang dianggap sebagai kelompok sasaran yang akan dibidik oleh iklan tersebut. Kelompok ini memang homogen, tetapi pada kasus-kasus tertentu, sering juga diundang konsumen produk pesaing.
Konsep-konsep yang telah diuji oleh sebuah kelompok, biasanya diuji kembali dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan agar kelemahan serta kelebihan dari suatu konsep dapat terungkap dengan lengkap. Biasanya setelah diuji, tidak bergeser banyak dari konsep semula. Konsep yang sudah teruji, akan dites lagi menjelang eksekusi. Untuk tes ini digunakan data kuantitif. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran seberapa banyak konsumen dapat menyerap iklan yang kita buat. Responden biasanya diberikan kesempatan untuk memilih dari beberapa rancangan iklan yang seudah dibuat. Setelah itu responden memberikan catatan tentang semua kelemahan serta kelebihan dari konsep tersebut.
Setelah sebuah iklan ditayangkan dan dapat dinikmati oleh para calon konsumen, bukan berarti proses riset sudah selesai. Evaluasi terus dilakukan. Inilah proses ketiga yanag harus dilewati sebuah iklan. Begitu seterusnya. Evaluasi sangat dibutuhkan, karena sering sekali konsep komunikasi yang disampaikan lewat iklan yang pertama tidak sampai kepada para konsumen. Dalam merancang sebuah konsep iklan memperhatikan emosi konsumen diperlukan keahlian khusus, karena itulah posisi riset kreatif menjadi strategis didalam proses menciptakan sebuah iklan. Terutama ketika mendalami pengenalan tentang emosi konsumen. Apalagi dalam situasi sekarang, ketika konsumen dihadapkan dengan lebih banyak pilihan. Sebuah iklan harus dirancang dengan kejelian untuk melihat selera konsumen, yang kemudian diselaraskan dengan kelebihan yang dimiliki sebuah produk.
Konsep-konsep yang telah diuji oleh sebuah kelompok, biasanya diuji kembali dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan agar kelemahan serta kelebihan dari suatu konsep dapat terungkap dengan lengkap. Biasanya setelah diuji, tidak bergeser banyak dari konsep semula. Konsep yang sudah teruji, akan dites lagi menjelang eksekusi. Untuk tes ini digunakan data kuantitif. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran seberapa banyak konsumen dapat menyerap iklan yang kita buat. Responden biasanya diberikan kesempatan untuk memilih dari beberapa rancangan iklan yang seudah dibuat. Setelah itu responden memberikan catatan tentang semua kelemahan serta kelebihan dari konsep tersebut.
Setelah sebuah iklan ditayangkan dan dapat dinikmati oleh para calon konsumen, bukan berarti proses riset sudah selesai. Evaluasi terus dilakukan. Inilah proses ketiga yanag harus dilewati sebuah iklan. Begitu seterusnya. Evaluasi sangat dibutuhkan, karena sering sekali konsep komunikasi yang disampaikan lewat iklan yang pertama tidak sampai kepada para konsumen. Dalam merancang sebuah konsep iklan memperhatikan emosi konsumen diperlukan keahlian khusus, karena itulah posisi riset kreatif menjadi strategis didalam proses menciptakan sebuah iklan. Terutama ketika mendalami pengenalan tentang emosi konsumen. Apalagi dalam situasi sekarang, ketika konsumen dihadapkan dengan lebih banyak pilihan. Sebuah iklan harus dirancang dengan kejelian untuk melihat selera konsumen, yang kemudian diselaraskan dengan kelebihan yang dimiliki sebuah produk.
Baca Selengkapnya ....